28.5.22

BUYA SYAFII MAARIF: WARISAN PEMIKIRAN GURU BANGSA INDONESIA

Kabar duka datang bahwa Buya sudah wafat pada Jumat, 27 Mei 2022. Buya memang sudah sakit beberapa tahun terakhir ini berdasarkan yang kita dengar dari pemberitaan tanah air, lalu Buya pergi meninggalkan kita semua. Jasad dan nyawa Buya boleh sudah berpisah, namun warisan pemikiran tentang pluralisme dan toleransi tidak akan berpisah dengan kita, Bangsa Indonesia.

Sebagai guru bangsa, kita tahu arah pemikiran Buya adalah untuk menghargai kemajemukan bangsa. Buya menghilangkan batas agama, suku, ras, dan ormas untuk ketahanan dan kepaduan negara ini. Tanpanya, kita sebagai bangsa mungkin sudah terkoyak dan tercerai karena keegoisan agama, suku, ras, dan ormas. Suara lantang Buya untuk melawan diskriminasi dari dulu hingga sekarang adalah bukti nyata untuk Indonesia yang lebih damai.

Buya juga kritis. Buya tidak segan-segan mengkritik orang lain atau lembaga terhadap hal-hal yang dia yakini sudah keluar jalur dan terlewat batas. Bahkan kepada orang yang terdekat sekalipun seperti Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia sekalipun. Isunya pasti tentang pluralisme dan toleransi.

Bagi Buya, agama mesti termanifestasi dalam kehidupan setiap yang beragama. Perintah agama tentang menghargai sesama dan toleransi terhadap perbedaan adalah perintah Tuhan yang paling dekat dengan kita namun kita alpa, masih jauh panggang daripada api. Hadirnya Buya mungkin adalah karunia Tuhan kepada Bangsa sebagai penyampai pesan perdamaian.

Dilihat di sisi lain, Buya adalah orang yang sangat sederhana. Kesederhanaannya tergambar saat naik Kereta Rel Listrik (KRL) ke Istana Bogor atau bersepeda untuk menghadiri acara penting. Kesederhanaanya dikagumi dan dihormati. Sangat bertolak belakang dengan oknum petinggi agama yang mengajarkan tentang hidup zuhud, sederhana, dan tidak duniawi-oriented, namun dia sendiri sangat silau dengan kemewahan. lima taqūlūna mā lā tafʿalūn? (kenapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan?) QS. al-Ṣaff: 2.

Selamat jalan Guru Bangsa. Warisan pemikiranmu adalah semangat kami untuk Indonesia yang damai dan toleran.

0 comments:

Post a Comment